
Perancangan Rumah Tinggal Sementara untuk Pasien Pasca Rehabilitasi Gangguan Jiwa
Gedung Satuan Pelayanan (Satpel) Bina Laras yang berfungsi untuk merawat Orang dengan Gangguan Jiwa (ODGJ), merupakan satuan yang dibentuk oleh Dinas Sosial Provinsi Jawa Barat. Adapun, Gubernur Jawa Barat Bey Triadi Machmudin telah menuturkan bahwa fasilitas yang dibangun akan menjadi pusat pemulihan bagi Pasien Dalam Gangguan Jiwa dan Gubernur juga berharap semua pihak harus memberi perlakuan yang manusiawi dan sekaligus menghilangkan stigma negative terhadap pasien ODGJ.
Lokasi terapi diresmikan pada September 2024. Saat ini telah menampung 40 pasien Wanita dan 40 pasien pria di bangunan tempat beristirahat dan rehabilitasi. Namun Kepala Dinas Sosial mengeluhkan akan jumlah pasien yang meningkat dan tempat rehabilitasi sendiri sudah melebihi kapasitas. Adapun para pasien yang baru saja sembuh atau sudah membaik, tidak memiliki tempat tinggal, sehingga tim Desain Interior diminta untuk merancang rumah tinggal sementara dan supaya tidak bercampur dengan pasien yang masih sakit. Awalnya, rencana peletakan bangunan akan diletakkan di bagian belakang bangunan rehabilitasi, namun setelah ada permintaan dari pemerintah untuk pembuatan agrowisata, maka diganti menjadi bagian depan area yang dekat dengan lahan parkir (gambar 1 yang dilingkari merah). Jika kegiatan abdi Masyarakat skema internal 2025-1 ini berhasil, lahan kosong yang terdapat di Kawasan Satpel Bina Laras ODGJ ini masih banyak yang perlu diolah dan dapat menjadi bahan untuk abdi Masyarakat skema selanjutnya.
Berdasarkan permasalahan dan kebutuhan yang ditemukan, tim Desain Interior akan merancang bangunan villa ukuran 45 meter persegi untuk kapasitas empat orang. Pendekatan perancangan interior dipilih yang mengutamakan kenyamanan, keamanan, ketenangan dan stimulasi positif. Adapun teori dasar untuk pendekatan perancangan yang akan digunakan merupakan pendekatan Biofilik, yakni desain yang dapat menghubungkan dan mendekatkan manusia dengan alam sekitarnya. Biofilik memiliki 14 indikator yang semuanya berdampak pada reduksi stress, peningkatan kognitif, serta peningkatan emosi positif (Terrapin Bright Green, 2014).
Adapun kegiatan ini menggunakan metode kualitatif, yakni pengambilan data lapangan dan interview dengan para petugas dan dokter yang bekerja di lapangan untuk mengetahui permasalahan dan kebutuhan para pasien. Selain itu juga terdapat studi perilaku dan aktivitas para pasien ODGJ untuk mengetahui desain yang cocok untuk ruangannya. Pada proses perancangan, tim Desain Interior banyak melakukan studi literatur mengenai tema, suasana dan model interior yang cocok agar pasien merasa nyaman dan aman (Gambar 2).
Berdasarkan hasil interview dengan pasien pasca rehabilitasi, komparasi analisis literature dan keadaan lapangan, serta diskusi dengan tim dinas sosial, terdapat beberapa karya yang dirancang oleh tim Desain Interior.
Rencana penempatan rumah tinggal pada site plan eksisting
Satpel Bina Laras baru saja dibuka pada bulan September 2024 dan sudah terdata sebanyak 80 orang yang menempati panti rehabilitasi dan saat ini sudah tidak bisa menerima pasien baru lagi. Hal ini dikarenakan pasien yang sudah sembuh tidak bisa Kembali ke kampung halaman, sehingga diperlukan adanya tempat tinggal sementara sebelum mendapat pekerjaan diluar maupun hunian baru. Para tim ditugaskan untuk mengukur Lokasi dan menghitung berapa bangunan yang dapat terbangun. Adapun pada perencanaan ini, tim tidak hanya menghitung luasan bangunan dan menghitung kapasitas bangunan yang dapat dibangun, namun tim juga merencanakan beberapa taman kecil yang dapat berfungsi sebagai penghijauan dan tempat berkumpul para penggunanya (Gambar 3).
Visualisasi Bangunan Rumah Tinggal Sementara
Berikutnya tim abdimas merencanakan rumah tinggal sementara atau bisa disebut sebagai “villa bina laras”. Villa ini ditujukan untuk pasien pasca rehabilitasi yang tidak memiliki tempat tinggal atau kampung halaman. Desain bangunan dirancang senyaman mungkin, yakni sebesar 45 meter persegi diatas lahan sebesar 90 meter persegi. Sekeliling bangunan tidak dirancang berdempetan dengan rumah tinggal bagian samping dan bagian belakang namun dibiarkan terbuka supaya dapat digunakan sebagai lahan penghijauan dan area menjemur pakaian. Tim juga tidak lupa menambahkan kanopi persis diatas jendela supaya tidak terkena hujan maupun angin (Gambar 4). Adapun pada interior bangunan, tim abdimas merancang dengan tema nuansa natural minimalis berdasarkan pendekatan biofilik agar para pengguna dapat merasa nyaman, ketenangan dan tidak memicu permasalahan psikologis kedepannya (Gambar 5).
Pembuatan RAB Rumah Tinggal
Tidak hanya visualisasi, tim abdimas juga memberi tambahan karya pada mitra berupa RAB untuk memudahkan realisasi perancangan ini kedepannya. RAB yang dirancang tidak hanya interior saja melainkan terdapat perhitungan konstruksi bangunan. Namun angka yang ada perlu dikaji ulang menyesuaikan harga yang sedang popular saat ini (Gambar 6).
Selanjutnya, setelah presentasi dan penyerahan karya dilakukan, tim abdimas menyebarkan kuisioner kepuasan mitra terhadap kinerja tim abdimas(Gambar 7). Tabel (Tabel 1) di bawah ini telah menunjukan hasil kepuasan, dan rata rata memberi nilai sempurna.
No | Pertanyaan | STS (%) | TS (%) | N (%) | S (%) | SS (%) |
1 | Materi kegiatan sesuai dengan kebutuhan mitra/peserta | 5 | ||||
2 | Waktu pelaksanaan kegiatan ini relatif sesuai dan cukup | 2 | 3 | |||
3 | Materi/kegiatan yang disajikan jelas dan mudah dipahami | 5 | ||||
4 | Panitia memberikan pelayanan yang baik selama kegiatan | 5 | ||||
5 | Masyarakat menerima dan berharap kegiatan-kegiatan seperti ini dilanjutkan di masa yang akan datang | 5 |
Tabel 1. Tabel Kuisioner Kepuasan Mitra Terhadap Karya Abdi Masyarakat Internal 2025-1
Sumber: Olahan Penulis, 2025
Recent Comments