OPTIMALISASI DESAIN SARANA PUBLIK YANG ADAPTIF TERHADAP PERIODE PELAKSANAAN KEBIASAAN BARU DI TK/TPQ AL-HIJRAH, CIMAHI

 

 

Pada awal tahun ini telah terjadi penyebaran wabah penyakit Coronavirus (COVID-19) yang akhirnya dinyatakan sebagai pandemi oleh WHO. Pandemi ini menyebabkan Pemerintah Pusat menetapkan kebijakan sebagai tindakan preventif agar penyebaran penyakit Covid-19 dapat diminimalisasi, yaitu dengan penetapan lockdown dan karantina wilayah. Walaupun terasa manfaatnya terhadap minimalisasi penyebaran kasus, kebijakan ini sebetulnya menimbulkan beberapa dampak lain, yang paling terasa adalah dampak psikologis dan dampak ekonomi. Terhitung tiga bulan setelah kebijakan lockdown serta karantina wilayah diambil, saat ini Pemerintah mulai menetapkan kebijakan baru yang dikenal sebagai Adaptasi Kebiasaan Baru atau The New Normal yaitu adaptasi menerapkan kehidupan normal namun disertai tindakan preventif. Pada penerapannya di fase ini, berbagai sarana publik akan secara berangsur-angsur diperbolehkan untuk mulai kembali beroperasi namun wajib dengan menerapkan protokol lingkungan bersih (clean), sehat (health) dan aman (safety). Hal ini menyebabkan kebutuhan untuk mendesain ulang berbagai fasilitas pada berbagai sektor di atas agar dapat menyesuaikan diri secara optimal terhadap syarat fase adaptasi kebiasaan baru muncul menjadi hal yang vital. Untuk itu, sebuah program Pengabdian Masyarakat berlandaskan strategi penyesuaian terhadap kondisi The New Normal layak menjadi pembahasan. Dengan menerapkan metode design thinking pada tahapan pembuatan program, luaran yang dihasilkan pada program ini adalah program kampanye cuci tangan yang terdiri dari wastafel portable sistem injak dan poster tata cara mencuci tangan. Pengabdian Masyarakat ini diharapkan dapat memberikan solusi desain sarana publik yang bersifat proporsional dan adaptif dalam menghadapi tantangan Kebiasaan Baru di TK/TPQ Al-Hijrah, Cimahi.