Optimalisasi Desain Interior Ruang Kelas Sebagai Upaya Efektivitas Kegiatan Belajar Mengajar di TKA dan TPQ Al-Hijrah
Pendidikan merupakan pondasi dasar bagi kehidupan manusia. Setiap anak sejak usia dini, harus diberikan arahan belajar untuk mengembangkan dan menggunakan kekuatan mental, dan fisik. Salah satu aspek pendidikan yang penting untuk dipupuk sejak dini adalah pendidikan agama. Dengan pendidikan agama sejak dini yang matang, diharapkan akan dapat membantu perkembangan anak terutama dalam hal sikap dan tingkah laku agar santun dan lembut saat bersikap di masyarakat. Di Indonesia sebagai negara dengan populasi muslim terbesar di dunia, sudah lumrah bagi anak-anak untuk menuntut ilmu di Taman Kanak-kanak Islam (TKA) sebelum masuk ke tingkat Sekolah Dasar (SD), dan melanjutkan masuk ke Taman Pembelajaran Qur’an (TPQ) saat menginjak usia SD. Untuk itu, rencana pelaksanaan program Pengabdian Masyarakat ini memilih mitra sasar yang bergerak di bidang Pendidikan Islam, yaitu TKA dan TPQ Al-Hijrah, Cimahi yang kebutuhan operasionalnya banyak mengandalkan dana donatur, di mana seringkali jumlah dan frekuensi pemberiannya tidak tetap. Karenanya, banyak dari fasilitas dan infrastruktur yang ada saat ini keadaannya kurang optimal. Mempertimbangkan urgensi yang terjadi, tujuan dari program pengabdian masyarakat ini adalah membantu menyiapkan rencana desain dan prototype bagi Gedung belajar TKA/TPQ Al-Hijrah. Secara khusus pada pembagian area ruang kelas. Dalam kurun waktu setahun terakhir semenjak area TKA dan TPQ pindah ke Gedung saat ini, proses pembelajaran dilakukan dengan fasilitas seadanya. Setiap hari anak-anak TKA dan TPQ terpaksa belajar di area open space tersebut tanpa adanya pembatasan area ruang. Akibatnya seringkali konsentrasi anak TKA maupun TPQ terganggu karena tidak focus. Diharapkan dengan adanya optimalisasi desain interior ruang kelas, kegiatan belajar mengajar di TKA dan TPQ Al-Hijrah dapat berjalan dengan lancar dan optimal. Anggota Dosen: Vika Haristianti, S.Ds., M.T Aida Andrianawati, S.T., M.Sn
Optimalisasi Meja Bermain dan Belajar Disesuaikan dengan Antropometri Anak Usia Dini
Pos PAUD FAthonah, Desa Lengkong, Kecamatan Bojongsoang Kabupaten Bandung, Jawa Barat Oleh : Rizka Rachmawati S.Ds. Di tahun ajaran baru ini, Pos PAUD Fathonah bekerjasama dengan pemerintah desa Lengkong sedang merencanakan persiapan proses belajar mengajar offline dengan penerapan protokol kesehatan salah satunya menjaga jarak. Salah satu kendala yang dihadapi adalah dengan diberlakukannya pembelajaran dengan sistem hybrid, banyak siswa yang membutuhkan sarana dan prasarana yang ada di Pos PAUD Fathonah namun belum sesuai dengan standar ergonomi anak usia dini. Terdapat satu ruang yang tidak memiliki meja belajar sehingga anak-anak belajar lantai sambil bersila. Hal ini menyebabkan permasalahan posisi tubuh pada anak ketika beraktivitas di kelas, contohnya anak menjadi membungkuk dan merasa tidak nyaman ketika melakukan kegiatan dalam jangka waktu yang lama. Sarana meja belajar merupakan hal yang perlu diperhatikan agar kegiatan belajar mengajar di PAUD Fathonah bisa berjalan lancar dan tubuh siswa merasa nyaman. Dalam kegiatan pengabdian masyarakat ini tim akan membuat perancangan meja belajar yang disesuaikan dengan antropometri anak usia dini. Selain memperhatikan aspek antropometrii, aspek lainnya juga menjadi pertimbangan dalam perancangan meja. Mengingat daerah Bojongsoang merupakan kawasan industri rumah tangga maka banyak limbah indstri yang bisa dimanfaatkan untuk pembuatan mebel meja. Untuk itu diharapkan dengan perancangan meja yang mempertimbangkan aspek antropometri anak usia dini dan pemanfaatan limbah industri bisa membantu Pos PAUD Fathonah untuk lebih baik lagi khususnya dalam kegiatan belajar mengajar. Perancangan meja didasarkan dan disesuaikan dengan standar kebutuhan antropometri siswa di fasilitas Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD). Adapun rangkaian rinci terkait kegiatan pengabdian masyarakat adalah sebagai berikut: Pengumpulan bahan dan literatur tentang meja dan antropometri siswa PAUD. Eksplorasi bentuk dan fungsi meja yang disesuaikan dengan anthropometri anak usia dini. Praktek pembuatan perancangan meja yang kondusif, sehat, higienis, aman dan menunjang kenyamanan ketika anak-anak memainkannya secara mandiri di rumah. Berikut adalah gambaran bentuk limbah olahan kayu, yang akan diterapkan pada permainan edukatif. Sosialisasi pada guru dan tim pengajar Pos PAUD Fathonah dalam pengunaan meja. Kegiatan ini akan terus berjalan dan memerlukan evaluasi. Evaluasi lanjutan akan dilakukan setelah sebulan para siswa menggunakan meja belajar ini. Evaluasi dilakukan guna mengetahui efektifitas posisi ketinggian meja dengan pertimbangan ergonomi terhadap kegiatan belajar mengajar secara tatap muka. Evaluasi juga dilakukan dengan mengkaji apakah meja belajar ini dapat meningkatkan keaktifan dan kenyamanan siswa/i ketika proses pembelajaran berlangsung di Pos PAUD Fathonah dalam situasi pasca pandemi.
PEMANFAATAN LIMBAH INDUSTRI SEBAGAI SARANA DUDUK YANG DISESUAIKAN ERGONOMI ANAK USIA DINI
Pos PAUD FAthonah, Desa Lengkong, Kecamatan Bojongsoang Kabupaten Bandung, Jawa Barat Oleh Tim Dosen Prodi Desain interior, Fakultas Industri Kreatif, Universitas Telkom Pos PAUD Fathonah merupakan sebuah sarana pendidikan anak usia dini yang terletak di Desa Lengkong, Kecamatan Bojong Soang, Kabupaten Bandung. Alamat lengkap Pos PAUD Fathonah berada di Kampung Ciganitri RT 02 RW 09, Lengkong, Kec. Bojongsoang, Kab. Bandung Prov. Jawa Barat. Pos PAUD Fathonah berdiri sejak tahun 2015 yang merupakan swasembada dari Desa Lengkong itu sendiri. Pos PAUD Fathonah menerima semua siswa didik tanpa dikenakan iuran wajib. Biaya operasional Pos PAUD Fathonah berasal dari swasembada Desa Lengkong. Setiap tahunnya Pos PAUD Fathonah menerima peningkatan jumlah siswa-siswi, hal tersebut disebabkan oleh semakin baiknya sarana dan prasarana yang terdapat di Pos PAUD Fathonah. Sarana dan Prasarana yang diterima oleh Pos Paud Fatonah juga banyak yg berasal dari sumbangan dari warga sekitar hingga pemerintah setempat. Dengan semakin baiknya sarana dan prasarana di sekolah tersebut, maka antusiasme warga sekitar untuk menyekolahkan anaknya di Pos Paud Fathonah juga semakin tinggi. Saat ini pemerintah telah membuat peraturan mengenai sistem pembelajaran di masa pandemi. Salah satu sistem pembelajaran yang akan diberlakukan di POS PAUD Fathonah adalah pembelajaran secara hybrid. Pembelajaran ini tentu membuat pihak Pos PAUD Fathonah harus bersiap untuk menyambut siswa dikelas, mengingat sebelumnya pembelajaran online dan visiitasi guru kerumah siswa sudah berjalan selama kurang lebih satu setenagh tahun. Aakan tetapi, dari hasil surey dan wawancara langsung kepada Kepala Sekolah POS PAUD Fathonah ditemukan masih banyak kekurangan sarana prasarana yang belum memadai untuk kegiatan belajar mengajar. Salah satu permasalahan yang ditemui yaitu sarana duduk untuk kegiatan belajar mengajar. Terlihat pada gambar 1.1, terdapat ruang yang belum dilengkapi oleh sarana duduk sehingga siswa terpaksa duduk bersila diatas lantai ketika belajar. Kemudian terdapat juga ruangan yang sudah memiliki sarana duduk akan tetapi tidak sesuai ketika digunakan oleh siswa anak usia dini karena sarana duduk tersebut diperuntukan untuk siswa sekolah dasar. Sehingga apabila hal tersebut tidak menjadi perhatian khusus, maka kegiatan belajar mengajar tidak berjalan dengan baik. Untuk itu, tim sepakat akan merancang sebuah sarana duduk yang disesuaikan dengan ergonomi anak usia dini. Kemudian mengingat daerah sekitar Ciganitri terdapat banyak industri rumah tangga maka tim berencana memanfaatkan limbah industri sebagai material sarana duduk. Perancangan sarana duduk akan mempertimbangkan aspek ergonomi, material, finishing yang aman untuk anak, sistem sambungan dan lain sebagainya. Hasil dari kegiatan ini akan menghasilkan gambar perancangan sarana duduk dan produk sarana duduk. Berdasarkan permasalahan yang ditemui di Pos Paud Fatahonah, maka kami tim dri dosen desain interior Universitas Telkom akan memberi solusi terkait interior ruang kelas. Tim akan membuat kursi duduk yang bisa digunakan sebagai media pembelajaran yang sesuai dengan ergonomi anak usia dini. Sarana duduk ini adalah sebuah produk penunjang yang berfungsi untuk kegiatan belajar mengajar berjalan lancar. Kemudian mengingat daerah sekitar Ciganitri terdapat banyak industri rumah tangga maka tim berencana memanfaatkan limbah industri sebagai material sarana duduk. Perancangan sarana duduk akan mempertimbangkan aspek ergonomi, material, finishing yang aman untuk anak, sistem sambungan dan lain sebagainya Penerapan ergonomi pada sebuah produk desain khususnya ergonomi yang terkait antropometri dan biomekanika berkaitan dengan materi ajar di pertemuan 3 dan 5 pada mata kuliah Faktor Manusia dan Ergonomi. Dengan begitu kegiatan ini sejalan dengan capaian pembelajaran yang ada pada mata kuliah tersebut. Hasil dari kegiatan ini akan menghasilkan gambar perancangan sarana duduk dan produk sarana duduk. Sehingga hasil dari kegiatan ini diharapkan akan meningkatkan produktifitas para siswa untuk menjalani kegiatan belajar mengajar dengan nyaman. Perancangan kursi ini memperhatikan penggunaan jenis material agar tidak berbahaya ketika digunakan oleh guru dan siswa. Material yang digunakan harus ramah lingkungan, tidak beracun dan memiliki tekstur yang halus. Kursi ini diharapkan dapat membuat fisik anak-anak ketika belajar tidak menjadi cepat lelah, dan juga bisa lebih konsentrasi ketika melakukan aktifitas seperti menggambar ataupun menulis.. Untuk sistemnya, kursi ini dibuat fix tanpa bisa dirubah ukurannya tetapi masih bisa dipindahkan apabila diperlukan. Dengan sistem ini, kursi dirasa kuat untuk digunakan dalam rentang waktu yang panjang. Kursi juga dilapisi oleh cat berwarna coklat dan di lapis juga dengan lapisan anti rayap. Respon yang didapat dari masyarakat sasar dapat disimpulkan adalah 100% masyarakat setuju terhadap program pengabdian masyarakat ini telah sesuai dengan kegiatan pengabdian masyarakat itu sendiri. Sebanyak 100% responden menyatakan setuju bahwa program ini sudah sesuai dengan kebutuhan masyarakat sasar. Dan juga sebanyak 100% responden menyatakan bahwa waktu pelaksanaan program pengabdian masyarakat mencukupi sesuai kebutuhan. Sebanyak 100% responden menyatakan setuju dosen dan mahasiswa Telkom University bersikap ramah, cepat dan tanggap membantu selama kegiatan. Dan sebanyak 100% responden masyarakat sasar setuju jika kerja sama program pengabdian masyarakat oleh Telkom University dengan Pos PAUD Fathonah terus berlanjut.
KURIKULUM 2020 PROGRAM STUDI S1 DESAIN INTERIOR
Visi Program Studi Desain Interior 2020 Visi : “Menjadi Program Studi Desain Interior yang berdaya saing tinggi dan unggul berbasis Information and Communication Technology (ICT), kearifan budaya nusantara, dan berjiwa creativepreneur.” Misi : Menyelenggarakan pendidikan akademik dan profesi yang unggul dalam bidang Desain Interior strata satu melalui sistem pendidikan yang terencana, terintegrasi, dan fleksibel untuk menghasilkan sumber daya manusia mandiri, mampu beradaptasi dalam menghadapi tantangan global. Melaksanakan penerapan dan pengembangan desain interior dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Menjalin kemitraan dengan industri terkait dan keprofesian untuk memperluas ranah desain interior. Memperkuat program studi desain interior melalui kurikulum berbasis Information and Communication Technology (ICT) dan kebutuhan dunia industri kreatif. Melaksanakan pendidikan berjiwa creativepreneur, berperan aktif dalam forum internasional, dan berkemampuan akademik. Tujuan: Terwujudnya pembelajaran desain interior berbasis Information and Communication Technology (ICT) dengan sarana dan prasarana yang memadai hingga tahun 2025. Tercapainya peningkatan jejaring kerja sama keilmuan desain interior dengan industri kreatif, profesi, dan Instansi lain secara berkelanjutan. Peningkatan kualitas Program Studi Desain Interior dalam rangka memaksimalkan kearifan budaya nusantara. Kurikulum Program Studi Desain Interior dikembangkan secara berkesinambungan dalam kurun waktu 2-3 tahun, berdasarkan kebutuhan masyarakat dan industri kreatif. Pengembangan keilmuan desain interior setiap tahun dengan dukungan sarana ICT. Sasaran : “Desainer Interior berjiwa creativepreneur dan berpikir terbuka yang memiliki kesadaran kritis atas wawasan budaya Nusantara dan perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK)” Melalui unsur-unsur kemampuan, wawasan, pengetahuan, sikap dan pola perilaku tersebut diatas, secara terpadu lulusan memiliki kemampuan berkembang ke berbagai bidang keahlian sesuai bakat dan kecenderungan masing-masing: profesional desainer interior atau desainer furnitur, Peneliti, dan wirausaha berbasis kreatif.
PERANCANGAN GERBANG MASUK KAMPUNG SENI DAN BUDAYA JELEKONG
Desa Jelekong berada di Kecamatan Bale Endah/ Ciparay Kabupaten Bandung. Desa dengan luas 36 hektar ini berada di ketinggian 1.400 mdpl di bagian kaki bukit Gentong. Selain daya tarik keindahan alamnya, Desa Jelekong merupakan salah satu desa yang identik dengan seni lukis, wayang golek, kesenian, dan kuliner tradisional. Pemerintah Kabupaten Bandung pada tahun 2011 telah menetapkan Kelurahan Jelekong (Kecamatan Bale Endah) sebagai kawasan desa wisata bersama 10 desa lainnya dengan potensi khas jelekong berupa seni lukis, wayang golek, dan kuliner tradisional (Harian Umum Pikiran Rakyat, 2011). Penetapan dilakukan berdasarkan hasil kajian yang dilakukan sebelumnya.Sejalan dengan program pemerintah setempat, perkembangan kawasan ini akan dibagi menjadi dua. Pertama, kawasan Gentong yang akan dijadikan Kawasan Wisata Agrowisata, dan Desa Jelekong sebagai Desa Wisata Budaya. Kawasan Desa Budaya melingkupi 9 RW yang aktif di bidang seni lukis, pewayangan, kesenian, dan kuliner Sunda.Popularitas Wayang golek di Jawa Barat sekarang ini mulai menurun, yang tadinya sebagai media hiburan, edukasi dan sosialisasi bagi masyarakat. Kenyataan sekarang banyak diganti oleh media lain yang lebih modern. Hal ini menjadikan wayang golek mulai terlupakan sebagai seni budaya tradisional khas Jawa Barat. Jelekong menjadi salah satu tempat penghasil wayang golek, dari proses pembuatan bahan dasar, pengecatan, pembuatan baju wayang, hingga tempat latihan musik bagi pengiring pertunjukkan wayang golek. Pertunjukkan wayang golek dipopulerkan oleh keluarga Giriharja yang juga menjadi nama tempat dimana keluarga pementas wayang golek berada. Kualitas Wayang Giriharja yang terletak di Desa Jelekong seringkali dijadikan tolok ukur bagi kualitas pembuatan serta pertunjukkan wayang golek di tempat lain. Kini, pertunjukkan wayang golek tidak hanya dilakukan di dalam negeri, tetapi juga mulai dikenal di luar negeri. Hal ini terlihat dengan meningkatnya kunjungan tamu mancanegara untuk melihat ke tempat ini. Sejauh ini, untuk mendukung pengembangan program Desa Wisata, telah dibangun sarana guest house dan panggung kecil untuk menampung wisatawan yang datang berkunjung ke Giriharja. Secara fisik kawasan, tidak tampak tanda-tanda bahwa kawasan Jelekong adalah kawasan desa wisata. Kualitas fisik yang apa adanya tanpa identitas khusus kawasan wisata budaya membuat pengunjung yang belum tahu situasi kawasan mengalami kesulitan mengenali ataupun mencari sumber informasi saat berkunjung. Hal ini terjadi karena ketidakjelasan petunjuk dan ketiadaan penanda di lingkungan kawasan budaya. Disampaikan oleh Pengelola Desa Wisata, Bpk. Irwansyah, dan tokoh masyarakat Bpk Iden, menyatakan bahwa kampong seni membutuhkan bantuan dalam desain kawasan sehingga konteks desain wisata budaya menjadi kentara. Pemkab telah memberikan bantuan dengan membangun gapura, tetapi hal tersebut dirasa belum memberikan citra kampong sebagai kampong seni.Untuk melakukan pengembangan desain gerbang masuk dan penataan ruang sekitarnya, maka penerapan standar ruang publik khususnya gerbang/ gapura yang memperhatikan karakter kampung Jelekong., sehingga keberadaan desain yang baru dapat menciptakan kebersamaan, kekeluargaan dan keamanan antara warga dan lingkungannya. Bentuk partisipasi mitra dalam hal ini adalah dalam bentuk pemberian data – data pendukung guna terciptanya desain yang tepat guna, masukan – masukan dalam proses desain dan juga dalam proses penyuluhan agar kedepannya gapura yang menjadi gerbang masuk dapat bermanfaat dan perawatannya dapat dilakukan sebaik mungkin. Gambar 4 Diskusi dengan tokoh masyarakat dan ketua RT Kampung JelekongSumber : Dok. Pribadi (2018) Bila proses desain gapura baru dapat direalisasikan, mitra sasar pun akan membantu dalam penyediaan material serta tenaga kerja dari masyarakat setempat untuk proses pengerjaan di lapangan. Di sisi lain, mitra bersedia memberikan tempatnya sebagai tempat publikasi dan sosialisasi desain gerbang masuk yang baru. Proses Presentasi kepada Warga Proses presentasi kepada warga terjadi beberapa pertemuan serta beberapa kali revisi serta asistensi terhadap gambar desain gapura hingga desain disetujui oleh semua pihak. beberapa tahapan desain yang telah dilakukan adalah sebagai berikut : 1. Survey dan PengukuranTahapan ini dilakukan pada awal kegiatan dengan melihat situasi dan kondisi di Kawasan jelekong, mulai dari lokasi gapura hingga potensi lokasi lain pada Kawasan jelekong untuk masukan konsep gapura. pada survey di lokasi gapura ini pula dilaksanakan proses pengukuran detail agar desain yang dibuat sesuai dengan ukuran gapura yang ada dan dapat dibangun. pada proses ini juga tim desain dapat mengamati secara langsung kondisi jalanan, serta faktor – factor non teknis Kawasan yang bias menjadi masukan dan pertimbangan pada proses desain 2. Desain ProposalPada tahapan ini tim Universitas Telkom terlebih dahulu mengeluarkan draft desain awal yang dipresentasikan kepada warga. pada tahapan desain proposal ini, desain yang ada akan mendapat masukan dari warga terkait kesesuaian desain dengan harapan warga dan masukan warga terhadapa faktor teknis seperti ketersediaan bahan dan material. 3. Desain Revisi pada tahapan ini desain awal yang sudah dipresentasikan dan mendapat masukan dari warga akan dibuat desain revisi agar sesuai dengan harapan warga dan dari faktor teknis dan estetika lebih baik, selnajutnya adalah mempresentasikan kembali desain revisi kepada warga untuk mendapatkan masukan kembali serta mendapatkan persetujuan warga terhadap desain. 4. Desain FinalPada tahapan akhir ini, setelah proses presentasi desain revisi, desain akan dibuatkan format final yaitu dengan membuat gambar kerja teknis untuk pelaksanaan dengan gambar terukur dan detail serta gambar desain dibuat # dimensi dengan rendering agar desain terlihat seperti nyata sehingga menarik untuk dilihat serta membantu dalam membangun desain gapura. Desain Final. Desain final disini adalah desain yang sudah melalui dipresentasikan kepada warga dan melalui proses desain, mulai dari desain proposal, desain revisi hingga desain dapat disetujui oleh warga. desain final ini berupa : 1. Gambar 3d/ perspektif suasana gerbang masuk kawasanGambar 3 dimensi ini dibuat dengan beberapa view untuk memperlihatkan desain gapura dari beberapa sudut pandang agar lebih informatif. 2. Gambar kerja teknis gerbang masuk Kampung Jelekong.gambar kerja teknis ini berisi mulai dari gambar tampak atas / layout, gambar tampak depan dan tampak samping yang terukur dan detail. gambar ini dibuat terukur dan detail sebagai gambar kerja untuk selanjutnya akan dapat dibangun sesuai dengan kondisi eksisting.Dan berikut ini adalah konsep desain yang ditawarkan dan detail gambar – gambar yang disajikan, untuk lebih detail dan lengkapnya akan dilampirkan desain secara keseluruhan.
Recent Comments