PENERAPAN KONSEP FLEXIBILITY DAN MOVEABLE PADA PERANCANGAN DISPLAY PAMERAN STUDIO HASAN BATIK BANDUNG
Pameran adalah satu sarana yang dapat memenuhi sifat kodrati manusia, seperti keinginan untuk menonton, mengetahui, memperhatikan sesuatu, mendalami sesuatu, memahami, atau menghayati. Dalam arti sempit, pameran adalah suatu pengaturan, penyusunan, dan penyajian benda benda sedemikian rupa sehingga menimbulkan kesan serta pengertian tertentu bagi orang yang melihatnya. Batik menjadi salah satu warisan budaya asli Indonesia yang telah ditetapkan oleh UNESCO pada 2 Oktober 2009. Salah satu upaya dalam pelestarian batik adalah dengan membuat eksibisi atau pameran, yang sering kali diisi dengan kegiatan purnajual Studio Hasan Batik selaku masyarakat sasar dalam kegiatan pengabdian masyarakat ini, kerap melakukan kegiatan pameran dalam aktivitas pemasarannya. Saat ini keterbatasan tempat dan ruang merupakan faktor utama yang mempengaruhi kegiatan pameran adalah kurang mendukungnya rak display pameran yang selama ini digunakan. Rak display tersebut memiliki bobot yang cukup berat karna menggunakan kayu solid serta system konstruksi yang kurang mendukung efektivitas dalam hal bongkar pasang display pameran. Berdasarkan uraian dari permasalahan diatas maka perlu adanya perancangan Portable display Portable display yakni suatu media yang fungsinya digunakan untuk menempatkan kain batik dan produk luaran lainnya seperti tas, dompet, obi, dan syal. Dengan menggunakan bahan yang kokoh sehingga dapat di gunakan outdoor dan indoor dalam jangka waktu yang cukup lama, Portable display yang dibuat berbentuk bongkar pasang, mudah dilipat mudah di pindahkan dan di simpan tanpa memakan banyak ruang. selain itu juga dapat mempersingkat waktu dalam penataan kain batik serta menjadi solusi sebagai sarana atau juga tambahan property yang dapat di gunakan untuk memajang produk luaran lainnya. Kondisi display pameran saat ini Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh tim abdimas, ditemukan bahwa terdapat kendala dalam hal kegiatan melakukan pameran. Studio Hasan Batik Bandung kerap kali melakukan kegiatan pameran di berbagai tempat di Bandung dan luar Bandung, namun acap kali mereka melakukannya secara seadanya dan tampil kurang menarik, karena mitra yang bersangkutan menggunakan lemari kayu dengan ukuran yang relatif besar dan kaku. Selain kurangnya edukasi dalam hal display produk, juga tidak memiliki perlengkapan yang layak pajang. Padahal tampilnya produk secara layak dan menarik menjadi pemicu penting bagi calon konsumen untuk membelinya. kaku. Untuk mengatasi permasalahan tersebut tim abdimas berupaya merancang display pameran produk yang mudah dibongkar pasang, mudah simpan dan memiliki tingkat portabilitas memadai. Menurut Agustin (2014), salah satu cara mewujudkan desain booth yang memudahkan bongkar pasang, menghemat waktu dan tempat adalah desain modular. Gagasan perancangan display pameran Display pameran memiliki bentuk utama yang melengkung ke atas menyerupai lekukan dan gelombang, dengan beberapa rak datar yang tersusun secara horizontal di sisi kiri dan kanan nya. Keseluruhan struktur terdiri dari beberapa unit yang saling melengkapi (modular) untuk menciptakan bentuk yang unik dan fungsional sebagai rak. Material yang digunakan adalah plywood 20mm dengan warna mengikuti tone kayu, cream beige agar memberi kesan natural alami.dan besi hollow diameter 3 cm yang diletakkan di bagian tengah yang berfungsi sebagai display kain yang digantung Pengabdian Masyarakat Tim Dosen: Niken Laksitarini NIP : 24800003 Ahmad Nur Sheha Gunawan NIP : 14810025-1 Rexha Septine Faril NIP : 23960022-3 Anggota mahsiswa : Hauna Abghiya Salamah- 1603223078 Azrene Naila Azizah – 1603223094
Perancangan Furniture Interaktif sebagai sarana penunjang pembelajaran pada RA Miftahul ‘UlUum
Tim Dosen Kiki Putri Amelia Widyanesti Liritantri Erlana Adli Wismoyo Tim Mahasiswa Favya Naufa Riani Hasna Kirana Vanaya Arnettalia Sayed Ahmed Maulana Al-Mahdali Huga Athallah Permadi Kegiatan pengabdian masyarakat, dilaksanakan dengan melakukan analisis mendalam terhadap aktivitas dan kebutuhan guru serta murid di RA miftahul ‘Ulum, termasuk kondisi eksisting ruang kelas. Berdasarkan temuan tersebut, dirancang sebuah furnitur edukatif berupa rak interaktif yang menjadi kebutuhan utama mitra. Rak ini tidak hanya berfungsi sebagai media penyimpanan, tetapi juga sebagai elemen yang mendukung proses pembelajaran kreatif dan partisipatif sesuai dengan karakteristik anak usia dini. Desain ruang kelas diharapkan mampu memberikan kenyamanan secara fungsional maupun psikologis pada pengajar maupun siswanya, elemen pembentuk ruang lainnya juga diharapkan dapat menunjang serta meningkatkan kualitas kegiatan belajar mengajar. RA Miftahul ‘Ulum merupakan mitra dalam kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat yang telah dilaksanakan pada periode sebelumnya. Pada periode ini, program dilanjutkan dengan fokus pada pengembangan desain furnitur yang digunakan di ruang kelas RA Miftahul ‘Ulum. Desain rak interaktif ini dirancang untuk memenuhi kebutuhan penyimpanan tas dan perlengkapan belajar masing-masing siswa, sekaligus mengoptimalkan sirkulasi ruang kelas. Rak dibuat dengan sistem modular untuk memudahkan pemasangan di lapangan. Penggunaan warna berbeda memudahkan siswa mengenali rak masing-masing, serta dilengkapi meja guru dan area khusus untuk menyimpan alat bantu mengajar.Kegiatan ini telah dilaksanakan dan mendapat respon positif dari pihak mitra. Ke depannya, program ini diharapkan dapat berlanjut melalui pembuatan prototipe rak, sehingga dapat direplikasi tidak hanya di ruang kelas RA Miftahul ‘Ulum, tetapi juga di ruang kelas lainnya, khususnya pada jenjang pendidikan anak usia dini. Dengan demikian, diharapkan tercipta ruang belajar yang lebih adaptif, efisien, dan ramah anak.
PEMAPARAN PERENCANAAN RUANG BERBASIS PENDEKATAN SUSTAINABLE DESIGN DAN CORPORATE IDENTITY DI LINGKUNGAN PERKANTORAN DINAS KESEHATAN KABUPATEN BANDUNG
Anggota ABDIMAS Ketua IRWAN SUDARISMAN (NIP: 14820073) Anggota Dosen RAISYA RAHMANIAR HIDAYAT (NIP: 25950002) HANA FAZA SURYA RUSYDA (NIP: 22950026) Anggota Mahasiswa KAYLANAJMI DAFINA (NIM: 1603223034) AISHA HUMAYRA (NIM: 106032300102) RAISA ASNIA DIWANIE (NIM: 106032400013) ALDI FIKRI (NIM: 106032300163) PETIR ANGGARA PUTRA TRI WIBOWO (NIM: 106032330176) NAZWA FEBIADITA RIYADI (NIM: 106032400003) Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung merupakan mitra pemerintah yang mengurus kesehatan Masyarakat. Berdasarkan informasi yang diterima dari Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung, Dr. Yuli Irnawati Mosdjassari, M.M., Kantor Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung memiliki beragam ruang yang difungsikan untuk beragam aktivitas, baik administratif, pelayanan maupun pertemuan. Gedung serba guna merupakan fasilitas penting yang dibutuhkan untuk menyelenggarakan aktivitas pertemuan, baik seminar, sosialisasi, diskusi, dan lain-lain. Namun saat ini, Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung belum memiliki ruangan yang ideal untuk menampung aktivitas tersebut. Melalui kegiatan pengabdian Masyarakat ini, narasumber diharapkan dapat memberikan pemaparan terkait bagaimana menciptakan ruang yang nyaman baik secara fisik maupun psikologis untuk menampung aktivitas pertemuan yang dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung. Selain itu, mitra juga membutuhkan masukan terkait bagaimana implementasi visi dan misi dari institusi dalam desain ruang agar nilai-nilai tersebut dapat dirasakan oleh pengguna ruang. Materi yang diberikan dalam pemaparan berupa perancangan dengan berbasis pada sustainable design dan corporate identity. Pendekatan melalui sustainable design menitik beratkan pada penciptaan ruang yang ramah terhadap lingkungan, aman, nyaman, serta sehat bagi pengguna. Sedangkan pendekatan melalui corporate identity menitik beratkan pada penciptaan ruang yang merepresentasikan identitas dari institusi. Pendekatan-pendekatan tersebut direalisasikan ke dalam rancangan ruang serbaguna berupa amphitheater. Melalui penciptaan ruang serbaguna yang nyaman baik secara fisik maupun psikologis bagi pengguna diharapkan dapat meningkatkan produktivitas dari pegawai Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung saat menjalan tugas-tugasnya, sehingga pelayanan terhadap Masyarakat dapat meningkat. Sedangkan penciptaan ruang serbaguna yang merepresentasikan visi dan misi dari Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung diharapkan dapat dirasakan langsung Masyarakat yang berkegiatan dalam ruang tersebut dan diharapkan nilai–nilai tersebut dapat selalu diingat, tertanam dalam diri, serta menjadi bagian dari aktivitas keseharian para pegawai Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung.
Taman Produktif: Desain Taman dan Area Cuci Kendaraan yang Ramah Difable
Saat ini, komunitas Griya Harapan Difabel di kota Cimahi sedang melakukan pengembangan bangunan untuk menunjang sarana dan prasananya, salah satunya pemanfaatan taman yang ada dibagian depan gedung utama. Taman ini sebelumnya hanya digunakan sebagai sirkulasi dari gedung kantor ke kampung kreatif dimana hanya terdapat jalan setapak dan taman yang dihiasi dengan pohon rindang dan tanaman perdu. Ibu Andina, selaku kepala UPTD mengagas bahwa taman ini dimanfaatkan lebih produktif, dimana dapat diperuntukan area berkumpul dan dapat memberi manfaat ekonomi seperti area cuci kendaraan. Tim pengabdian masyarakat Telkom University memberikan solusi berupa desain untuk taman produktif ini. Dimana taman ini sebagaian digunakan sebagai area cuci kendaraan, namun tetap bisa digunakan sebagai area taman komunal. Area cuci kendaraan yang didesain mempunyai kapasitas dapat mencuci mobil dan mencuci motor dengan konsep semi outdoor. Area cuci ini juga diberikan peneduh berupa kanopi yang dimana terdapat ukiran estetis sebagai penutup atapnya. Ukiran ini juga diterapkan pada dinding partisi yang menutupi bagian tertentu, termasuk pada bagian area kasir. Ukiran yang diterapkan mempunyai makna filosofis budaya sunda yang berarti alam dan sinergi antara manusia dan alam. Hal ini juga ditunjukan dengan desain yang mempertahankan tanaman eksisting pada area taman dimana pohon yang ada di taman tetap ada dan ditata ulang. Selain itu penggunaan material ramah lingkungan dan lokal seperti bambu, rotan dan kayu merupakan bagian dari desain yang diusulkan. Hal ini juga sebagai membantu pengembangan umkm material lokal. Material ini merupakan material yang sustainable karena material yang mudah didaur ulang dan material yang tidak beracun. Selain itu, material juga ramah terhadap disabilitas. Selanjutnya pada area komunal diusulkan menjadi desain yang compact dan sesuai, karena desain memaksimalkan sirkulasi yang cukup untuk komunitas difabel. Dimana ukuran sirkulasi setidaknya 1,5 meter sehingga dapat dilalui oleh tuna daksa yang menggunakan kursi roda. Meskipun compact, area ini cukup digunakan sebagai area berkumpul. Hasil rancangan dari tim pengabdian masyarakat ini menjadi usulan untuk komunitas Griya Harapan Difabel, sehingga pemanfaatan taman ini nantinaya dapat menunjang UMKM komunitas yang ada disana. Anggota Dosen HANA FAZA SURYA RUSYDA (NIP: 22950026) IRWANA ZULFIA BUDIONO (NIP: 20910016) RAISYA RAHMANIAR HIDAYAT (NIP: 25950002) Anggota Mahasiswa FARADILAH ZALZABILAH AZ ZAHRA SYARIEF (NIM: 1603223178) KANIA NURUL HASANAH (NIM: 1603223163) HAUNA ABGHIYA SALAMAH (NIM: 1603223078)
Mendesain Kawasan Kolam Renang dan Agrowisata di Desa Wisata Baros berbasis Kearifan Budaya Sunda
Pemberdayaan masyarakat desa di Indonesia merupakan upaya penting untuk meningkatkan kesejahteraan dan kemandirian desa. Pengembangan wisata dan pertanian pada desa dapat meningkatkan perekonomian dan kemandirian masyarakat lokal. Pengembangan desa wisata juga dapat meningkatkan konservasi lingkungan dan ekonomi masyarakat, serta meningkatkan keterampilan pengelola wisata dalam pelayanan dan promosi (Tjilen et al., 2023). Secara keseluruhan, pemberdayaan berbasis potensi lokal dapat mendorong pertumbuhan ekonomi dan sosial masyarakat secara berkelanjutan. Gambar 1. Peta potensi sumber daya di Desa Baros. Sumber: Kegiatan MBKM Design Survey Desa Baros merupakan desa yang memiliki sumber daya alam yang melimpah, mulai dari hasil pertanian dan 9 sumber mata air yang dimiliki. Desa Baros juga dihuni dengan populasi manusia yang cukup tinggi, yaitu sekitar 11.000 penduduk. Berdasarkan hasil wawancara dengan Kepala Desa Baros dan Focus Group Discussion (FGD) dengan tokoh masyarakat, perwakilan UMKM, dan perwakilan warga, tingginya populasi dan hasil sumber daya alam yang belum dioptimalisasi, membuat desa ini memiliki beberapa masalah dan kebutuhan, khususnya terkait fasilitas publik. Gambar 2. Kawasan wisata yang kosong dan terbengkalai. Sumber: Dokumentasi tim desain interior Desa ini memiliki lokasi dan sumber daya alam yang belum dioptimalkan untuk kawasan wisata, selain itu, desa tersebut memiliki potensi penduduk, minat penduduk, dan kebutuhan penduduk yang mendukung wisata kolam renang dan kawasan agrowisata yang inklusif. Oleh karena itu, salah satu tim desain interior dalam kegiatan pengabdian masyarakat desa binaan ini bertujuan melakukan perancangan dan pengembangan Kolam Renang dan Kawasan Agrowisata di Desa Baros. Dengan menggunakan metode design thinking yang melalui tahapan observasi, wawancara, FGD, pengukuran site, brainstorming, proses desain, dan proses umpan balik dari pihak desa, tim pengabdian masyarakat Telkom University yang terdiri dari Akhmadi, S.T., M.Ds., Athifa Sri Ismiranti, S.Ds., M.Arch., dan Irwana Zulfia Budiono, S.T., M.Eng., mengusulkan solusi desain berbasis kearifan lokal budaya setempat, yaitu pembagian konsep kawasan yang dibagi menjadi tema Wayang, Musik Tradisional Sunda, serta Pohon dan Air Baros. Gambar 3. Kegiatan FGD, pengukuran site, umpan balik desa, dan serah terima hasil desain. Sumber: Dokumentasi tim desain interior Pada area tersebut kemudian dirancang menjadi kawasan wisata agrowisata dan kolam renang yang di dalamnya dilengkapi dengan area perkemahan, area berjualan UMKM, taman bermain anak, serta fasilitas publik yang inklusif tempat berkumpul warga. Konsep desain yang diterapkan adalah konsep kawasan kolam renang dengan tema musik tradisional Sunda dengan beberapa aksen dan material terinspirasi dari bentuk angklung dan calung, kawasan perkemahan dan menara pandang flying fox dengan tema wayang, dengan bentuk dan material terinspirasi dari wayang dan gunungan wayang. Selain itu, kawasan agrowisata, taman bermain anak, balai desa, serta saung UMKM berkonsep Pohon dan Air Baros, dengan bentuk dan material terinspirasi dari daun dan bunga dari pohon baros, serta bentuk gelombang air yang mencerminkan Baros sebagai desa mata air. Gambar 4. Hasil desain kawasan kolam renang. Sumber: Hasil desain tim desain interior Gambar 5. Hasil desain kawasan perkemahan. Sumber: Hasil desain tim desain interior Gambar 6. Hasil desain Menara Pandang Flying Fox dan taman bermain anak. Sumber: Hasil desain tim desain interior Gambar 7. Hasil desain balai dan kawasan UMKM. Sumber: Hasil desain tim desain interior Konsep desain yang diterapkan berbasis potensi lokal setempat dan tema yang menyesuaikan dengan kearifan budaya lokal setempat, yaitu budaya Sunda, tidak hanya bertujuan untuk mewadahi kebutuhan warga setempat, tetapi juga telah mempertimbangkan kelestarian lingkungan dan budaya sekitar. Kawasan yang didesain ke depannya diharapkan bisa bermanfaat untuk warga setempat dan juga menarik wisatawan umum dari tempat lain untuk berkunjung, sehingga lokasi dan fasilitas yang terbengkalai dapat dimanfaatkan dan dapat meningkatkan pendapatan desa. Solusi desain mendapat tanggapan positif dari warga dan aparat desa dan akan segera ditindaklanjuti proses pembangunannya. Selanjutnya, hasil abdimas ini diharapkan dapat menjadi contoh pengembangan desa wisata yang dapat diadaptasi untuk kawasan desa wisata lainnya di Indonesia. Video dokumentasi dapat diakses pada tautan berikut: Judul Abdimas PENGEMBANGAN VISUALISASI AREA KOLAM RENANG DAN KAWASAN WISATA DI DESA BAROS, ARJASARI Tim Dosen Akhmadi, S.T., M.Ds. (NIP: 22930022) Athifa Sri Ismiranti, S.Ds., M.Arch. (NIP: 22940036) Irwana Zulfia Budiono, S.T., M.Eng. (NIP: 20910016) Anggota Mahasiswa Faradilah Zalzabilah Az Zahra Syarief (NIM: 1603223178) Kania Nurul Hasanah (NIM: 1603223163) Salma Nafisa Adzani (NIM: 1603223067)
Recent Comments