PERANCANGAN AWAL LAYOUT CAFE DENGAN PENDEKATAN UNIVERSAL DESAIN UNTUK KAUM DIFABEL PADA PUSAT PELAYANAN SOSIAL GRIYA HARAPAN DIFABEL

PERANCANGAN AWAL LAYOUT CAFE DENGAN PENDEKATAN UNIVERSAL DESAIN UNTUK KAUM DIFABEL PADA PUSAT PELAYANAN SOSIAL GRIYA HARAPAN DIFABEL

Berdasarkan data Dinas Pendidikan Jawa Barat, Provinsi Jawa barat memiliki peningkatan penyandang disabilitas sejak tahun 2022, dengan penambahan sekitar 7000 siswa. Adapun hal ini bukan berarti ada peningkatan Masyarakat disabilitas, melainkan Masyarakat yang memahami kebutuhan akan Pendidikan bagi penyandang disabilitas. Semakin banyaknya jumlah penyandang, sehingga pemerintah membentuk tim dinas sosial yang dapat menaungi kebutuhan para komunitas difabel. Adanya dinas sosial berperan dalam pemberdayaan penyandang disabilitas, seperti misalnya membuat kebijakan yang dapat mendukung hak hak penyandang disabilitas, lalu menyediakan program pelatihan keterampilan serta memberi motivasi serta dukungan moral.

Unit Pusat Pelayanan Sosial Griya Harapan Difabel berlokasi di dinas sosial di Jl. Jend H. Amir Machmud No. 331, Kec. Cimahi, Kota Cimahi, Jawa Barat merupakan salah satu cabang Dinas sosial yang Memiliki kurang lebih 1000 siswa penyandang difabel dan sudah dikenal sebagai tempat pengembangan potensi dan keterampilan, salah satunya produksi karya batik (gambar 1). Produksi yang dilakukan oleh para siswa dilakukan secara konvensional dan memiliki keunikan ciri khas tersendiri. Berdasarkan hasil wawancara dengan Ibu Andina, selaku Kepala Dinas, beliau menginginkan adanya pengembangan keterampilan, contohnya sudah diadakannya kelas tata boga yang berlanjut pada visi berikutnya yakni Pembangunan café dengan siswa difabel sebagai barista untuk menarik perhatian Masyarakat dan wisatawan (gambar 2).

Para tim abdi Masyarakat Program Studi Desain Interior telah melakukan analisis lapangan dan ditemukan beberapa potensi yang dapat dikembangkan seperti misalnya, banyak bangunan kosong pada area depan yang dapat difungsikan sebagai café dan tempat relaksasi. Berdasarkan hasil wawancara dengan para staff, beliau juga sudah menjelaskan bahwa adanya keinginan untuk mengembangkan dinas sosial menjadi Lokasi yang nyaman untuk bersantai dan menghabiskan waktu bagi Masyarakat umum agar dapat membuka lapangan kerja untuk para komunitas difabel kedepannya.

PERANCANGAN AWAL LAYOUT CAFE DENGAN PENDEKATAN UNIVERSAL DESAIN UNTUK KAUM DIFABEL PADA PUSAT PELAYANAN SOSIAL GRIYA HARAPAN DIFABEL
Gambar 1. Lokasi Dinas sosial Griya Harapan Difabel Sumber: google map, 2024
Gambar 2. Bangunan yang akan dirancang Sumber: dokumentasi pribadi, 2024

Cafe yang dirancang berada di wilayah komplek pelatihan PPSGHD, kondisi interior dalam keadaan kosong dan memiliki luas sebesar 54,84 lalu pada sekitar bangunan eksisting terdapat area penghijauan dan memiliki lahan kosong yang dapat digunakan sebagai area makan untuk para pengunjung yang berminat untuk menghabiskan waktu diluar ruangan sebesar 65,73 m2. Untuk bangunan lainnya yang berada di sekitar cafe, pada bagian depan terdapat fasilitas pijat, perpustakaan umum dan workshop batik kontemporer untuk masyarakat umum. Bangunan cafe sendiri tidak jauh dari pintu utama kompleks pelatihan, sehingga memiliki potensi yang bagus untuk menarik pengunjung.

Berdasarkan luasan cafe yang ada, terdapat beberapa indikator yang akan dijadikan acuan untuk para tim desainer saat mendesain ruangan, diantaranya ialah luas sirkulasi dan desain furniture yang aman dan nyaman bagi para difabel. Namun sayangnya, pada desain cafe ini tidak dapat dilakukan 100% sesuai standar dikarenakan luas area yang masih minim serta banyaknya kebutuhan pengguna di dalam satu bangunan. Adapun untuk area yang akan dirancang yakni area makan interior, area kasir, area dapur, serta area pembayaran.

Adapun beberapa hasil perancangan:

Gambar 3. Hasil Perancangan per area
Sumber: Olahan Penulis, 2024

Anggota Dosen;
– Irwana Zulfia Budiono, S.T., M.Eng. (ketua),
– Hendi Anwar, S.T., M.T.
– Niken Laksitarini, S.Ds., M.Ds.

Anggota Mahasiswa;
– Augista Sesi Nastiti,
– Nafla Abrita Mareta,
– Shevilla Dwi Octavia